Jamu Jamu Khusus Wanita
Berbagai fase yang dialami perempuan seperti mentruasi, melahirkan, dan menopause membutuhkan jamu-jamu khusus untuk mendukung tubuh tetap fit. Jamu apa saja yang dibutuhkan?
Tubuh wanita memang unik, memiliki organ kewanitaan yang berperan dalam proses reproduksi. Nah, terkait dengan organ kewanitaan dan fungsinya, ada beberapa fase yang harus dialami.Mulai menstruasi, melahirkan, menyusui hingga menopause. Dalam fase itu, perempuan butuh dukungan, salah satunya dengan jamu-jamuan.
Bagi masyarakat Indonesia, terutama Jawa, sangat kental dengan kebiasaan minum jamu. Misalnya, jamu kunyit asam yang diminum ketika seorang gadis mulai menstruasi.
Kemudian ada jamu galian singset, yang diyakini bisa mempertahankan bentuk tubuh, menjaga hubungan suami istri dan sebagainya.
Kala itu, minum jamu hanya dianggap sebagai tradisi turun-temurun, tanpa diketahui apa manfaatnya secara ilmiah.
Tapi kini, melalui beragam penelitian, diketahui bahwa bahan-bahan yang terkandung dalam jamu-jamu itu memang bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaat tersebut? Inilah diantaranya :
Jamu Kunyit Asam :
Rebusan kunyit asam sejak dulu jadi minuman wajib bagi remaja perempuan jawa. Direbus menggunakan wadah khusus dari tanah liat, dan diminum dengan aturan tertentu.
Melalui berbagai penelitian ilmiah terungkap bahwa kunyit mengandung lebih kurang seratus komponen. Di antaranya senyawa kurkumin, yaitu demetoksi kurkumin, 5'- metoksi kurkumin dan dehidroksi kurkumin.
Senyawa yang menyebabkan warna kuning pada kunyit itu terbukti berkhasiat sebagai antioksidan dan yang poten. Karenanya para ahli semakin tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang manfaat kandungan itu. Salah satunya sebagai anti-kanker.
Tak hanya itu, ternyata kurkumin itu juga berperan dalam mengatasi berbagai kelainan yang terjadi pada kegemukan. Termasuk hiperglikemia, hiperlipidemia dan gejala lain.
Lantas, bagaimana dengan asam? Dari penelitian para ahli terhadap asam Jawa yang diuji-cobakan pada tikus yang sengaja dibuat gemuk, ternyata hasilnya luar biasa.
Setelah mengonsumsi asam Jawa, tikus itu mengalami penurunan kadar kolesterol, LDL ( lemak Buruk) dan trigliserida, meningkatnya HDL ( lemak Baik) seiring penurunan berat badan.
Tak hanya itu, ekstrak air asam juga melindungi fungsi organ liver. Jadi, karya generasi terdahulu yang dibuat melalui pendekatan holistik terbukti manfaatnya secara ilmiah.
Jamu Galian Putri :
Selain kunyit asam, jamu yang jadi minuman wajib adalah jamu galian putri. Jamu ini diramu dari berbagai bahan yang dipercaya dapat menjaga dan mempertahankan regulasi haid, mencegah dan menyembuhkan keputihan.
Selain itu juga mengatasi bau badan, gangguan pada saluran cerna, pernapasan dan mempertahankan suhu tubuh.
Variasi bahan penyusun jamu galian ini cukup banyak. Antara lain jokeling, majakan, kunci, temulawak, kunyit, keningar, mesoyi, daun trawas, kencur, kayu rapat, jahe.
Bahan-bahan itu mengandung astrigensia. Yaitu zat yang bekerja secara efektif mengendalikan kelebihan cairan organ reproduksi wanita yang biasanya terjadi akibat infeksi.
Jamu Galian Singset :
Beranjak dewasa, perempuan akan mengalami fase yang lebih beragam, Menikah, mengandung, melahirkan dan menyusui. Bentuk tubuh menawan dan organ kewanitaan yang sehat, sangat penting dijaga.
Untuk menjaganya dibutuhkan jamu galian singset ala Madura yang terkenal itu. Dalam jamu itu terdapat ramuan yang dipakai untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
Komposisinya adalah laos, jinten hitam, kemukus, adas, palasari, kedawung, kunyit, mesoyi, cengkeh, trawas, jahe, ketumbar, secang, jokeling, kapulaga.
Semua bahan telah diteliti secara ilmiah dan hasilnya menunjukkan aktivitas dalam mengatasi dan mengantisipasi berbagai gangguan saluran pernapasan, saluran cerna, saluran reproduksi.
Perempuan yang rajin minum jamu galian singset, tidak mudah kena gangguan seperti mual, kembung, sesak napas, dan infeksi organ reproduksi.
Bahan yang menarik disebutkan antara lain buah majakan, jokeling, kayu rapat, dan kulit buah delima yang dipercaya bisa membuat wanita tetap 'rapat'. Penelitian ilmiah membuktikan terdapatnya senyawa golongan tanin pada semua bahan itu yang bekerja sebagai astringen.
Astringen merupakan zat kimia yang bisa mengerutkan atau menciutkan jaringan tubuh. Misalnya menyebabkan pengerutan jaringan mukosa untuk mengendalikan pengeluran lendir.
Itulah sebabnya pemakaian bahan tersebut dapat mengontrol pengeluaran berlebih dari cairan vagina yang terjadi karena sebab tertentu. Seperti infeksi kuman yang menyebabkan keputihan.
Kayu rapat yang banyak dipakai untuk membuat jamu galian singset Madura, ternyata manjur untuk membantu proses pengembalian bentuk rahim ibu sehabis melahirkan karena berkhasiat mengerutkan itu.
Selain kayu rapat, ada laos yang merupakan empon-empon populer untuk ramuan sehabis melahirkan.
Salah satunya dalam bentuk jamu laos yang dibuat dengan kombinasi laos, anis, biji jinten hitam, buah jabe Jawa, adas, kedawung, akar manis.
Jamu ini juga digunakan mempercepat penyembuhan luka rahim dan mencegah infeksi kuman. Selain komponen jamu ini mempercepat proses penyembuhan dan pembersihan uterus sehabis melahirkan.
Sebuah penelitian menunjukkan terdapatnya kandungan minyak atsiri sineol pada laos yang efektif sebagai antibakteri dan anti jamur.
Jamu Sirih Kunci :
Wanita selalu merasa khawatir manakala organ kewanitaannya mengalami gangguan akibat berbagai infeksi. Infeksi itu menyebabkan kelebihan cairan vagina yang kalau kondisinya parah bisa berbentuk kental dan menimbulkan bau kurang sedap. Untuk mengatasinya, bisa dicoba jamu sirih kunci dari kombinasi daun sirih hijau dan rimpang kunci. Kandungan sirih antara lain kavikol. estragol, eugenol, metil eugenol.
Kavikol merupakan komponen yang menimbulkan bau spesifik daun sirih dan berkhasiat antibakteri. Kombinasinya dengan laos meningkatkan aktivitas anti kuman sehingga bisa membantu mencegah infeksi.
Daun sirih juga dipakai komponen berbagai ramuan pasca melahirkan yang digunakan secara internal.
Bahan lain yang bekerja sebagai anti kuman adalah kulit delima. Kekayaan kandungan senyawa golongan tannin menyebabkan pemakaian yang luas dalam formula untuk mencegah produksi cairan vagina yang berlebihan (keputihan)
Dari berbagai sumber
Prof.Dr.Mangestuti Agil,MS.,
Apt.Guru Besar dalam Ilmu Botani
Farmasi-Farmakognosi
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar